Internet Protocol Address
( IP Address )
*    Digunakan sebagai alamat host dalam suatu jaringan
*    Dengan menentukan IP Addres berarti kita telah memberikan identitas yang universal

Alamat Internet(Internet Address)
l  Bersifat uniq Ă  Logical address
l  Tersusun dari 32 bit(4 oktet) Ă  1 oktet = 8 bit
l  Terbagi menjadi 2 bagian :
                        1. Alamat jaringan/Netid(Network address)
                        2. Alamat Host/Hostid
                                 
Format Umum Alamat Internet
l  Tiap oktet dipisah dengan notasi dot (titik)
l  Tiap oktet dirubah ke dalam angka desimal dan dipisah oleh dot
            Contoh :
                        10000000.00001011.00000011.00011111

                                                  128.11.3.31
Kelas – Kelas IP Address
l  Ditentukan oleh besar ukuran jaringan
l  Terbagi dalam 5 kelas :
            1. Kelas A : digunakan untuk jaringan yang sangat besar.
            2. Kelas B : digunakan untuk jaringan yang ukurannya medium.
            3. Kelas C : digunakan untukjaringan yang ukurannya kecil.
            4. Kelas D : digunakan untuk IP multicasting
            5. Kelas E : dicadangkan untuk penggunaan eksperimen.
           
                       
                       
           
           
Format IP Address
n  Terdiri dari bilangan biner 32 bit yang dipisahkan oleh tanda titik pada setiap 8 bitnya ( Oktet )
n  Bentuk IP Address dapat dituliskan sebagai berikut :
            xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx
Jadi IP Address ini mempunyai range dari 00000000.00000000. 00000000.00000000 sampai 11111111. 11111111. 11111111. 11111111
Notasi IP Address dengan bilangan biner ini susah untuk digunakan sehingga sering ditulis dalam 4 bilangan desimal yang masing-masing dipisahkan oleh tanda titik .
n  Setiap bilangan desimal atau biner dalam satu oktet mempunyai nilai
n  Setiap bilangan desimal merupakan nilai dari satu oktet IP Address, contoh
Pembagian Kelas IP Address
n  Jumlah IP address yang tersedia secara teoritis adalah 255x255x255x255 atau sekitar 4 milyar lebih yang harus dibagikan ke seluruh pengguna jaringan internet di seluruh dunia
n  Tujuan pembagian kelas ini adalah untuk mempermudah alokasi IP Address, baik untuk host/jaringan tertentu maupun utntuk keperluan tertentu
IP Address terdiri dari 2 bagian yaitu bagian Network ( net ID ) dan bagian host ( host ID )
n  Net ID berperan untuk identifikasi suatu jaringan dari jaringan yang lain
n  Host ID berperan untuk identifikasi host dalam suatu jaringan
n  Sebagian dari bit awal dari IP Address merupakan network ID sedangkan sisanya adalah untuk host
n  Garis pemisah antara network ID dengan host ID tidak tetap, tergantung pada kelas network

KELAS A
n  Bit pertama IP Address kelas A adalah 0
n  Panjang net ID 8 bit ( satu oktet ), panjang host ID 24 bit ( 3 oktet )
n  IP Address kelas A mempunyai ring antara 0 – 127
n  Tiap network dapat menampung sekitar 16 juta host ( 255x255x255 )
n  Dalam kelas A ini oktet (8 bit) pertama adalah netid.
n  kelas A ini memiliki       jaringan atau 128 jaringan yang tersedia
n  24 bit digunakan sebagai hostid.
n  Setiap netid memiliki       host atau 16.777.216 host/router.
n  Kelas A cocok untuk mendisain organisasi komputer yang jumlahnya sangat besar dalam jaringannya.

KELAS B
n  Bit pertama IP Address kelas B adalah 10
n  Panjang net ID 16 bit ( 2 oktet ), panjang host ID 16 bit ( 2 oktet )
n  IP Address kelas B mempunyai ring antara 128 – 191( 65.255 network )
n  Tiap network dapat menampung sekitar 65 ribu host ( 255x255)
n  Dalam kelas B ini 2 oktet (16 bit) pertama adalah netid.
n  Kelas B ini memiliki       jaringan atau 16.384 jaringan yang tersedia
n  16 bit sisa digunakan sebagai hostid.
n  Setiap netid memiliki host atau 65.536  host/router.
n  Kelas B cocok untuk mendisain organisasi komputer organisasi komputer dalam jumlah menengah.

KELAS C
n  Bit pertama IP Address kelas C adalah 110
n  Panjang net ID 24 bit ( 3 oktet ), panjang host ID 8 bit ( 1 oktet )
n  IP Address kelas C mempunyai ring antara 192 – 223 ( 2 juta network )
n  Tiap network dapat menampung sekitar 256 host
n  Dalam kelas C ini 3 oktet (24 bit) pertama adalah netid.
n  Kelas C ini memiliki jaringan atau 2.097.152 jaringan yang tersedia
n  8 bit sisa digunakan sebagai hostid.
n  Setiap netid memiliki host atau 256 host/router.
n  Kelas C cocok untuk mendisain organisasi komputer organisasi komputer dalam jumlah kecil.

KELAS D
l  Khusus kelas D ini digunakan untuk tujuan multicasting. Dalam kelas ini tidak lagi dibahas
mengenai netid dan hostid.
l  Alamat multicast adalah komunikasi one-to-many. Paket yang dikirim oleh sebuah host menuju kelompok tujuan (group of destination).

KELAS E
l  Kelas E disisakan untuk pengunaan khusus, biasanya untuk kepentingan riset. Juga tidak ada dikenal netid dan hostid di sini.

Address Khusus
Network Address
n  digunakan untuk mengenali suatu jaringan pada jaringan internet
n  Misal host dengan IP Addres kelas B  167.205.9.35. netwok address dari host ini adalah 167.205.0.0 ( 2 oktet bernilai 0 )
n  Tujuannya adalah untuk mempermudah  routing ( mudah dikenal )
Aturan dasar pemilihan network ID dan host ID
1.      Network ID tidak boleh sama dengan 127
n  Network ID 127 secara default digunakan sebagai alamat loopback yakni IP address yang digunakan oleh suatu komputer untuk menunjuk dirinya sendiri
2.     Network ID dan Host ID tidak boleh sama dengan 255
n  Network ID atau host ID 255 akan diartikan sebagai alamat broadcast
Pembatasan Alamat IP
Beberapa alamat IP mempunyai penggunaan khusus dan tidak dapat digunakan untuk mengenali jaringan atau host
l  Netid dan Hostid 0 (biner 00000000) tidak diijinkan karena 0 berarti “jaringan ini”.
contoh 155.124.0.0 mengenali jaringan 155.124
l  Netid 127 (biner 01111111) merupakan alamat loopback, dipergunakan untuk memeriksa konfigurasi jaringan host
l  Hostid 255 merupakan alamat broadcast.
suatu pesan yang dikirimkan ke 183.20.255.255 disebarkan ke setiap host pada jaringan 183.20
l  Oktet terakhir dari alamat IP tidak boleh 0 atau 255
Adanya pembatasan alamat diatas  menyebabkan alamat IP yang tersedia  secara aktual seperti tabel di bawah


Subnetting
l  Subnetting merupakan teknik memecah network menjadi subnetwork yang lebih kecil.
l  Subnetting hanya dapat dilakukan pada kelas A, B dan C.
Gambar. Jaringan dengan 2 tingkat hierarki (tanpa subnetting)

      Gambar.Jaringan dengan 3 tingkat hierarki (dengan subnetting)



l  Subnetid dibuat dengan mengambil bit dari field hostid menggunakan teknik subnet masking
                        10100001 0111011 10110111 10110111       ip adress
                        11111111 1111111 11110000 00000000       subnet mask
                        10100001 0111011 10110111 10110111
                                    Net id                 Subnetid   Hostid       
                                                Kelas B
l  Subnet Mask selalu terdiri dari bit – bit orde tinggi
                        0
                        128
                        192
                        224
                        240
                        248
                        252
                        254
                        255
l  Alamat kelas B, subnetmask 255.255.255.0 mengalokasikan oktet ke 3 sbg alamat subnet, sehingga ada 254 subnetid yang mungkin
            Catatan : Subnetid tidak dapat berisi 0 atau 1 seluruhnya seperti                  layaknya netid
Subnet Mask Default
l  Kelas A : 255.0.0.0
l  Kelas B : 255.255.0.0
l  Kelas C : 255.255.255.0
PEMBENTUKAN SUBNET
CARA PEMBENTUKAN SUBNETTING
·        Berdasarkan jumlah jaringan/subnet
·        Berdasarkan jumlah komputer yang terhubung ke jaringan/host
CARA PEMBENTUKKAN SUBNET
v Misal jika jaringan kita adalah 172.16.0.0 dalam kelas B (kelasB memberikan range 172.16.0.0 –172.16.255.255).
v Ingat kelas B berarti 16 bit pertama menjadi NetID yang dalam satu jaringan tidak berubah (dalam hal ini adalah  (  192.168) dan bit selanjutya sebagai HostID (yang merupakan nomor komputer yang terhubung ke dan setiap komputer mempunyai no unik mulai dari 0.0 – 255.255).
v Jadi netmasknya/subnetmasknya adalah255.255.0.0
v Kita dapat membagi alokasi jaringan diatas menjadi jaringan yang lebih kecil dengan cara mengubah subnet yang ada
SUBNET BERDASARKAN JUMLAH JARINGAN
·        Menentukan jumlah jaringan yang dibutuhkan dan merubahnya menjadi biner
·        Misalkan kita ingin membuat 255 jaringan kecil dari nomor jaringan yang sudah ditentukan (misal : 172.16.0.0/8), 255 11111111 .
·        Menghitung jumlah bit dari nomor 1. Dan jumlah bit inilah yang disebut sebagai subnetID
·        Dari 255 11111111   jumlah bitnya adalah 8.
·        Jumlah bit hostID baru adalah HostiIDlama dikurangi jumlah bit nomor 2.
·        Misal dari contoh diatas hostIDbaru: 16 bit – 8 bit = 8 bit.
·        Isi subnetID dengan 1 dan jumlahkan dengan NetID Lama
·        Jadi NetID baru kita adalah NetID lama + SubNetID :
11111111.11111111.11111111.00000000 (24 bit bernilai 1 biasa ditulis /24)
·        Berkat perhitungan di atas maka kitamempunyai 256 jaringan baru yaitu :
172.16.0.xxx, 172.16.1.xxx, 172.16.2.xxx, 172.16.3.xxx hingga 172.16.255.xxx dengan netmask 255.255.255.0.
Xxx menunjukkan hostID antara 0-255
·        Biasa ditulis dengan 172.16.0/24 172.16.0 menunjukkan NetID dan 24 menunjukkan subnetmask (jumlah bit yang bernilai 1 di subnetmask)  .
·        Dengan teknik ini kita bisa mengalokasikan IP address kelas B menjadi sekian banyak jaringan yang berukuran sama.
CARA PEMBENTUKAN SUBNET BERDASARKAN HOST
·        Ubah IP dan netmask menjadi biner
-         IP   19216800  11000000.10101000.00000000.00000000
-         Netmask : 255.255.0.0  11111111.11111111.00000000.00000000
-         Panjang hostID kita adalah yang netmasknya semua 0 16 bit.
·        Menentukan jumlah host dalam suatu jaringan dan rubah menjadi biner.
-         Misal dalam jaringan kita membutuhkan host 25 maka menjadi 11001.
·        Hitung jumlah bit host yang dibutuhkan angka biner. Dan angka inilah nanti sebagai jumlah host dalam jaringan kita.
-         Jumlah host 25 menjadi biner 11001dan jumlah bitnya adalah 5.
·        Rubah netmask jaringan kita dengan cara menyisakan angka 0 sebanyak jumlah bit host.
-         Jadi netmasknya baru adalah 11111111.11111111.11111111.11100000
·        Identik dengan 255.255.255.224 jika didesimalkan.
CONTOH SUBNETTING
·        Misalkan jumlah host dalam jaringan adalah 26.
·        Binarinya adalah 11010 5 bit.
·        Jadi subnetmask yang digunakan adalah 11111111.11111111.11111111.11100000 (disisakan 0 sebanyak 5  bit untuk host sesuai kebutuhan jaringan) identik dengan 255.255.225.224.
·        255.255.255.224 adalah subnet kita
·        Jumlah host tiap jaringan adalah 25-2=32-2=30
·        Angka 2 dihasilkan dari setiap range awal sama akhir dipakai sebagai NetID dan broadcast.
·        Misalkan nomor IP 132.92.0.0

CONTOH

SUBNETTING KELAS C
·        Network kelas C terdapat 254 host
·        Subnetting x.x.x.192 = x.x.x.1100 0000
– 2 bit (11) untuk subnetting, terdapat = 22= 4 subnet (00,01,10,11)
– 6 bit (00 0000) untuk host tiap subnet = 26–2 = 62 host per subnet. Bit semua 0 dan semua   1 tidak bisa dipakai Valid host: xx00 0001  xx11 1110
– Broadcast per subnet : xx11 1111
studi kasus membuat skema pengalamatan menggunakan VLSM

jaringan 192.168.15.0

Supaya mendukung 26 host di subnet, maka dibutuhkan 5 bit pada bagian host di alamat IP.5 bit ini akan mempunyai 30 alamat host (25 2).Sehingga 27 bit mask yang digunakan untuk membuat subnet.
Untuk memaksimalkan jumlah alamat maka yUntuk memaksimalkan jumlah alamat, maka
          subnet 192.168.15.0/27 disubnet lagi menggunakan 30 bit mask. Subnet yang dihasilkan akan digunakan untuk linkpoint-to-point secara efisien karena setiap subnet hanya mempunyai 2 alamat.